Wednesday, April 15, 2009

AYAH EDY: Anak yang "Hiper-aktif" atau Sekolah yang "Hiper-pasif"..?

Anak yang "Hiper-aktif" atau Sekolah yang "Hiper-pasif"..?

Belakangan ini banyak orang tua yang datang kepada saya yang khawatir tentang anaknya yang menurut sekolah dinyatakan tidak bisa berkonsentrasi dan Hiperaktif...Bahkan ada beberapa anak yang di vonis hiperaktif tersebut mulai di “keluarkan” atau di PHK dari sekolahnya. Saya bisa memahami kebingungan para orang tua yang kebetulan memiliki ciri-ciri anak yang cenderung dikatakan sebagai anak Hiper Aktif yang juga tidak bisa berkonsentrasi.
Mari kita lihat dari mana datangnya istilah Hiper Aktif ini; Istilah Hiper Aktif lahir manakala dunia pendidikan dan psikologi membuat standardisasi anak normal. Jadi dari sekian banyak anak-anak berbeda-beda ini hanya dibuatkan hanya satu standar yang tergolong normal.
Apa ciri-ciri anak yang termasuk golongan anak normal teresebut:
1. Anaknya cenderung pendiam dan tidak banyak bergerak
2. Anak cenderung penurut dan selalu mengikuti apa yang diperintahkan oleh gurunya.
3. Anak yang tekun mengerjakan sesuatu yang ditugaskan oleh gurunya.
4. dsb. dsb.

Alison Gopnik, seorang psikolong perkembangan anak yang juga sekaligus peneliti mengatakan bahwa; banyak sekali pandangan-pandangan psikologi masa lalu yang sudah tidak relevan lagi dengan kemajuan pengetahuan tentang anak Selama 30 tahun terakhir para akhli psikologi dan ilmuan peneliti otak telah berhasil menguak 70 tahun rahasia otak yang dulu tidak terjelaskan.Apa bila kita ingin melihat seorang anak itu normal atau tidak; maka acuan terbesarnya adalah pada struktur dan sitem kerja otak. Dan ternyata selama 30 tahun terakhir kita telah banyak membongkar tentang rahasia otak anak yang menunjukkan banyak sekali anak yang dulunya dikatakan sebagai hiper aktif namun ternyata adalah anak Kinestetik yang cara belajarnya mengandalkan pergerakan tubuh dan experiment. Anak-anak yang dulu dikatakan sebagai diseleksia ternyata adalah anak yang lebih dominan menggunakan otak kanannya dalam belajar. dan banyak lagi. Oleh karena itu pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa sesungguhnya tidak ada pernah saya temukan sebuah ciptaan yang begitu Mengagumkan dan Begitu Ajaib melainkan adalah seorang anak beserta segala macam kemampuannya yang begitu unik dan beragam.Sampai-sampai hampir setiap hari saya selalu memperhatikan dan mengamati keajaiban-keajaiban itu muncul melalui anak saya sendiri dan anak-anak lainnya yang bersedia untuk menjadi relawan uji coba di laboratorium kami.
Mari kita akhiri era ilmu pengetahuan yang hanya mampu melebeli anak dengan segara kekurangannya, karena memang menurut hasil penelitian kami tentang anak selama lebih dari 20 tahun, kami hampir sulit sekali menemukan kekurangannya.Lain lagi dengan yang disampaikan oleh Ketty H. Pasek, dia mengatakan; Menurut saya sesungguhnya bukan anak kita yang hiper aktif, melainkan yang ada adalah sekolah kitalah yang hiper pasif.Bayangkan metode sekolah kita mengharuskan anak untuk duduk di bangku yang keras selama berjam-jam atau selalu berada di ruangan yang sama sepanjang waktu atau dalam rentang waktu berbulan-bulan, sementara kita saja yang orang dewasa merasa gelisah apa bila duduk lebih dari 2 jam tanpa boleh melakukan aktifitas lainnya selain mendengarkan dan mengerjakan perintah.Tidakah kita sering melihat orang dewasa yang terkantuk-kantuk dalam ruangan karena bosannya. Apa lagi anak-anak kita; dimana secara alami fitrah mereka adalah selalu bergerak, tertarik terhadap banyak hal dan objek baru namun hanya beberapa menit saja. Dan untuk objek tertentu yang menarik secara pribadi anak kita bahkan bisa memperhatiknya lebih lama dari orang-orang dewasa. Dia akan tetap di tempat untuk memperhatikan objek tersebut meskipun orang tuanya sudah mengajak dia beranjak pergi. Pernahkah hal ini terjadi pada anda....? ya saat anda mengajaknya berkunjung ke satu pameran exebisi atau kebun binatang.
Jadi mari sama-sama kita evaluasi kembali pertanyaannya; sesungguhnya Anak kita yang hiper aktif atau malah sekolah kita yang justru hiper pasif. Jadi sebenarnya anak yang tidak bisa berkonsentrasi atau kita yang tidak berhasil menemukan bidang-bidang yang menjadi ketertarikannya.

Source: http://ayahkita.blogspot.com/2009/04/anak-yang-hiperaktif-atau-sekolah-yang.html

1 comment:

artikel psikologi said...

Memang perlu untuk menganalisa dulu sebelum menentukan apakah anak hiperaktif, anak yang sulit berkonsentrasi atau pelajaran yang memang tidak menarik bagi anak.